Uang pecahan Rp 100.000 terlihat di Jakarta pada 31 Januari 2024.
Rupiah menguat terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis pagi. Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot berada pada level Rp 15.956 per dolar AS, terapresiasi sebesar 75,5 poin (0,47 persen) dibandingkan sesi perdagangan kemarin. Rupiah sebelumnya berada di kisaran Rp 16.000 per dolar AS dalam sebulan terakhir.
Neraca perdagangan April yang masih surplus dan pertumbuhan PDB kuartal I 2024 di atas 5 persen memberikan sentimen positif bagi rupiah, kata analis pasar keuangan Ariston, Kamis.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus selama empat tahun berturut-turut dengan nilai kumulatif sebesar $157,21 miliar. Surplus perdagangan Indonesia pada bulan April 2024 adalah $3,56 miliar, turun $1,02 miliar setiap bulannya.
Di sisi lain, Ariston menyebutkan penguatan rupiah juga didukung oleh rilis beberapa data perekonomian AS. Data inflasi AS bulan April 2024 menunjukkan sedikit penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Data penting lainnya yang dirilis secara bersamaan adalah penjualan ritel AS dan indeks manufaktur wilayah New York yang keduanya menunjukkan penurunan dibandingkan bulan sebelumnya.
“Hal ini memberikan sentimen positif bagi aset-aset berisiko karena penurunan ini meningkatkan kemungkinan penurunan suku bunga acuan AS,” ujarnya.
Investor sekarang melihat peluang 50,5 persen bahwa Federal Reserve akan mulai memangkas suku bunga pada bulan September, menurut alat CME FedWatch.
Inflasi AS bulan April 2024 tumbuh sebesar 3,4 persen year-on-year (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 3,5 persen (yoy). Sedangkan secara bulanan (month-on-month/mom), inflasi April 2024 tercatat sebesar 0,3 persen, turun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,4 persen.
Ariston mengatakan, rupiah kemungkinan akan semakin menguat terhadap dolar AS pada hari ini dan memperkirakan nilai tukar akan bergerak pada kisaran Rp 15.950 hingga Rp 16.050 per dolar AS.