Mohammad Nasih, rektor Universitas Airlangga, baru-baru ini menyalahkan melonjaknya biaya kuliah karena kurangnya investasi di sektor pendidikan tinggi.
Menurut Nasih, investasi Indonesia pada pendidikan tinggi jauh lebih kecil dibandingkan negara tetangga. Namun, Nasih tidak merinci berapa besar investasi negara lain untuk memastikan masyarakatnya bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
“Investasi Indonesia di sektor pendidikan tinggi masih rendah, hanya sekitar Rp 9,4 juta [sekitar $584] per mahasiswa. Kita tertinggal dibandingkan negara tetangga,” kata Nasih di Jakarta, Selasa.
Nasih berharap investasi tersebut bisa mencapai hingga Rp 34 juta per siswa pada tahun 2034. Rektor juga menggarisbawahi pemerintah harus memberikan alokasi anggaran yang lebih besar kepada sektor pendidikan, yakni berkisar antara 25-30 persen.
“Harus ada kerja sama dalam meningkatkan anggaran pendidikan. Saya melihat alokasi anggaran pendidikan saat ini sangat kecil. Pemerintah bilang alokasi APBN [untuk sektor pendidikan] minimal 20 persen, tapi realisasinya masih di bawah 20 persen.” ujar Nasih.
“Kalau bisa, saya kira ini akan membantu meningkatkan kualitas dunia pendidikan, termasuk laboratorium dan dosen,” kata Nasih.