May 18, 2024

Mengapa penting untuk membesarkan generasi pembaca

Pepatah yang mengatakan bahwa buku adalah jendela dunia tidaklah berlebihan. Membaca buku merangsang dan meningkatkan otak, yang membantu seseorang merangkul dunia.

Hari Buku Nasional dapat menjadi pengingat bagi Indonesia untuk meningkatkan peringkat literasi membaca global yang selama ini masih berada di peringkat 10 terbawah.

Cita-cita membangun Generasi Emas Menuju Indonesia Maju erat kaitannya dengan kualitas sumber daya manusia, dan kualitas sumber daya manusia dipengaruhi oleh faktor pendidikan, termasuk tingkat literasi masyarakat.

Bagaimana suatu bangsa bisa maju jika masyarakatnya tidak menghilangkan sikap malas membaca?

Rendahnya tingkat literasi Indonesia menjadi sorotan dalam rapat dengar pendapat antara Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Plt Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Aminudin Aziz.

Evaluasi kinerja Perpustakaan Nasional pada tahun 2024 menunjukkan bahwa skor literasi membaca masyarakat masih jauh dari harapan.

Berdasarkan data Program for International Student Assessment (PISA) tahun 2022, Indonesia menempati peringkat 10 terbawah dalam literasi membaca. Saat ini negara ini berada di peringkat 70 dari 80 negara yang dievaluasi dengan skor literasi membaca hanya 359.

Meski dicap sebagai masyarakat dengan tingkat literasi rendah, Indonesia pernah menduduki peringkat negara dengan pengguna media sosial paling aktif di dunia.

Lembaga riset independen di Paris, Semiocast, pernah menobatkan Jakarta sebagai kota Twitter paling aktif di dunia, mengungguli Tokyo dan New York.

Berdasarkan penelitian, warga Jakarta mengutarakan seluruh keluhan dan perasaannya di platform media sosial, sebanyak 10 juta tweet setiap harinya.

Dalam riset tersebut, Kota Bandung, ibu kota Jawa Barat, menduduki peringkat keenam. Jadi, Indonesia punya dua kota dengan pengguna media sosial aktif terbanyak di dunia.

Sementara itu, laporan We Are Social pada Januari 2023 menyebutkan jumlah pengguna Internet di Indonesia mencapai 213 juta atau 77 persen dari total penduduk Indonesia yang berjumlah 276,4 juta jiwa.

Rata-rata masyarakat Indonesia menggunakan Internet selama tujuh jam 42 menit per hari.

Meningkatkan literasi

Dalam satu dekade terakhir, pemerintah berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan meningkatkan alokasi anggaran pendidikan, menggencarkan Gerakan Membaca Indonesia (GIM), dan membangun infrastruktur pendukung.

Sesuai amanat UUD 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), pemerintah perlu mengalokasikan minimal 20 persen APBN untuk pendidikan.

Pada tahun 2024, pemerintah mengalokasikan Rp665 triliun, atau sekitar US$41,6 miliar, untuk pendidikan – meningkat 206,68 persen dibandingkan Rp216,72 triliun, atau sekitar US$13,5 miliar, pada tahun 2010.

Selain itu, pemerintah telah membangun gedung Perpustakaan Nasional (Perpusnas) tertinggi di dunia dengan biaya Rp465,2 miliar atau US$29,1 juta.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan gedung setinggi 27 lantai yang terletak di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, pada September 2017.

Perpustakaan megah ini memiliki beragam fasilitas, antara lain ruang layanan keanggotaan, zona promosi budaya baca, pusat data, ruang teater, layanan anak, lansia dan disabilitas, layanan koleksi buku langka, dan layanan multimedia.

Hingga akhir tahun 2022, Perpusnas memiliki koleksi buku sebanyak 7.774.375 eksemplar.

Untuk meningkatkan literasi, perpustakaan juga gencar mempromosikan kampanye GIM yang didukung oleh beberapa lembaga pemerintah dan organisasi nirlaba melalui berbagai program dan tema.

Salah satu tolok ukur yang menentukan kemajuan peradaban suatu bangsa adalah jumlah perpustakaan.

Indonesia memiliki 178.723 perpustakaan yang tersebar di seluruh provinsi, menurut data Perpustakaan Nasional.

Beberapa inovasi dan modifikasi telah dilakukan terkait perpustakaan yang didirikan di negara ini. Banyak perpustakaan keliling menggunakan mobil, sementara ada juga yang menggunakan perahu karena beroperasi di wilayah yang didominasi air.

Indonesia diakui sebagai negara dengan jumlah perpustakaan terbesar kedua di dunia setelah India, namun melimpahnya buku dan fasilitas membaca belum ditunjang dengan minat baca yang tinggi.

Menurut data UNESCO beberapa tahun lalu, minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen. Artinya, dari seribu penduduk Indonesia, hanya satu orang yang rajin membaca.

Pentingnya membaca sudah sangat jelas. Ini bahkan merupakan aspek penting dalam kehidupan modern dan produktif. Jadi, jika Anda berpikir untuk memulai kebiasaan membaca tetapi tidak tahu harus mulai dari mana, tips berikut mungkin bisa membantu:

  1. Pilih buku tentang topik yang Anda suka. Mereka tidak harus mempunyai tema yang serius. Mulailah dengan buku ringan yang penuh humor. Yang penting menumbuhkan kecintaan terhadap buku.
  2. Membaca di tempat yang nyaman, rapi, dan bersih, mengenakan pakaian santai, atau mencoba membangkitkan semangat dengan memakai wewangian yang Anda sukai.
  3. Belilah alat-alat tulis lucu seperti tempat pensil, rak buku, dan tas.

4.Sorot atau catat setiap kalimat menarik yang Anda temukan dalam sebuah buku.